Selasa, 27 Mei 2008

Lumpia, 'Sosis' Aneka Isi dengan Saus Bawang Putih



Lumpia boleh jadi tersebar luas di Pulau Jawa, namun kelezatan lumpia tiada dua tentu tak bisa dinikmati di sembarang tempat. Yogyakarta menjadi tempat yang paling tepat untuk berburu dan mencicipi kelezatan beragam jenis lumpia. Di kota inilah, lumpia tumbuh mulai dari jajanan yang dijual menggunakan bakul ke pasar-pasar pada tahun 1940-an hingga makanan prestisious yang menembus swalayan modern.

Sejarah penamaan lumpia memang hingga kini belum jelas, namun kelezatan rasanya telah diakui oleh banyak orang. Lumpia terdiri dari kulit yang berbahan campuran terigu dan telur yang didadar. Kulit tersebut kemudian dipakai untuk membungkus isi yang biasanya bervariasi antara satu produsen dengan produsen lain. Isi yang telah dibungkus dengan adonan kulit kemudian digoreng dalam wajan dengan api sedang untuk menghasilkan pemasakan yang sempurna.

Ada dua jenis lumpia yang bisa dicicipi di Yogyakarta, yaitu lumpia dengan kulit garing serta lumpia dengan kulit basah. Lumpia yang kulitnya garing akan menyapa lidah dengan sensasi kerenyahan, sementara lumpia berkulit basah akan terasa lembut dan gurih di lidah. Tak ada salah satu yang lebih nikmat karena keduanya memiliki kekhasan tersendiri yang dihasilkan dari komposisi bahan baku dan proses pemasakan yang berbeda, semua mesti dicoba.

Citarasa kulit yang gurih akan berpadu dengan paduan rasa asin, manis dan asam adonan isi. Bercampur sempurna di lidah dan menghasilkan sensasi rasa nikmat yang akan menyapa sejak gigitan pertama. Lumpia yang asli berisi irisan rebung yang dimasak dengan bumbu khusus dengan rasa yang cenderung manis. Beberapa produsen menambah bahan lain untuk isi, misalnya berupa wortel, agar semakin kaya citarasanya.

Ada pula lumpia berisi ayam yang dimasak dengan bumbu khusus, terdiri dari campuran bawang merah, bawang putih, gula merah, dan bumbu lainnya. Ayam berbumbu direbus hingga lunak dan ditumbuk halus, membentuk adonan seperti bubuk yang berwarna coklat.

Isi yang kaya citarasa dan kulit lumpia yang gurih biasanya dinikmati bersama dua macam saus, yaitu saus bawang dan saus semarangan. Saus bawang dibuat dari bawang putih yang dihaluskan dan dimasak bersama air hingga kental, sementara saus semarangan dibuat dari bermacam bumbu jawa, berwarna coklat dan lebih kental. Sebagai penyegar, dua macam saus itu dilengkapi dengan acar, terbuat dari mentimun yang diberi cuka.

Lumpia beserta piranti penyedapnya biasanya dihidangkan pada cawan. Cara makanannya, saus bawang putih diambil menggunakan garpu dan ditusuk-tusukkan pada lumpia sehingga menyatu bersama isi. Sementara, saus semarangan dituangkan di permukaan kulit lumpia, begitu pula dengan acar mentimun yang dilengkapi cabe rawit. Setelah itu, lumpia diiris menggunakan pisau, dan akhirnya lumpia pun siap dinikmati.

Sejumlah tempat yang tepat untuk menikmati kelezatan lumpia khas Yogyakarta antara lain Pasar Beringharjo, depan Toko Samijaya di Jalan Malioboro dan Trubus Restaurant & Bakery di dekat Pasar Kranggan. Pasar Beringharjo menyediakan beragam macam isi, sementara kios lumpia depan Toko Samijaya menyuguhkan lumpia berisi rebung. Trubus Restaurant & Bakery yang kelezatannya mengalahkan lumpia Semarang menyediakan lumpia dengan isi campuran sayuran dan rebung yang disajikan dalam keadaan masih hangat.

Satu lumpia dijual dengan harga bervariasi. Lumpia di Pasar Beringharjo dijual dengan harga sekitar Rp 1.500,00 hingga Rp 2.000,00. Lumpia di kios di depan Samijaya dijual dengan harga rata-rata Rp 4.000,00, sedangkan di Trubus Restaurant & Bakery dijual dengan harga Rp 3.000,00 untuk yang biasa dan Rp 4.500,00 untuk yang istimewa. Semuanya bisa dimakan di tempat atau dibawa pulang.

Tidak ada komentar: