Jumat, 09 Mei 2008

Kue-Kue Basah, dari Wajik hingga Jadah Manten



Kreasi kuliner masyarakat Yogyakarta dalam bentuk kue-kue basah kini bisa dinikmati di berbagai pasar tradisional yang tersebar di penjuru kota. Sebagian kue-kue basah itu hingga kini masih sering digunakan untuk merayakan ritual sakral yang diselenggarakan oleh komunitas spiritual dan Kraton Yogyakarta. Sebagian lagi murni ditujukan untuk kebutuhan berdagang, lahir dari kreativitas masyarakat Yogyakarta yang beragam.
Mencerminkan kekayaan hasil alam Yogyakarta, kebanyakan kue-kue basah terbuat dari bahan dasar beras ketan, tepung beras dan tepung ketan serta ketela maupun tepung ketela. Pengayaan citarasanya pun dilakukan dengan hasil alam yang ada, seperti gula kelapa sebagai pemanis, daun pandan sebagai pewarna dan parutan kelapa atau kacang hijau tumbuk sebagai isinya. Paduan rasa gurih dan manis mencerminkan selera masyarakat Yogyakarta.
Salah satu jenis kue basah sangat dikenal adalah wajik, terbuat dari ketan kukus yang dicampur dengan gula. Mulanya, gula yang digunakan adalah gula merah sehingga menghasilkan warna coklat. Namun, muncul kemudian variasi lain yang menggunakan gula pasir dan daun pandan sehingga tercipta wajik berwarna hijau. Hingga kini, wajik masih digunakan dalam upacara Tumplak Wajik yang berlngasung beberapa hari sebelum perayaan Maulud Nabi Muhammad.
Kue lain yang masih menghiasi beragam perayaan adalah apem, umumnya digunakan pada bulan Ruwah dalam kalender Jawa. Apem yang digabung dengan ketan kukus dan kolak dibagikan pada para kerabat, digunakan untuk sajen dan mengirim doa pada arwah pendahulu. Kue ini dibuat dari tepung beras,gula merah dan telur yang kemudian diberi ragi atau ditambah tape. Rasanya manis gurih, nikmat dimakan selagi hangat.
Tak puas dengan kue-kue basah dari beragam ritual itu, anda masih bisa mencicipi beragam kue lainnya. Misalnya saja mata kebo, kue yang berbentuk bulat seperti mata kerbau dan berwarna hijau atau merah. Terbuat dari bahan baku tepung beras dan tepung ketan, bagian luar mata kebo diberi semacam pasta putih dari tepung beras yang diberi santan dan berasa gurih, sementara bagian dalamnya berisi parutan kelapa yang dimasak bersama gula pasir.
Kue Ku juga pantas dicoba, terbuat dari bahan sama dengan mata kebo, kue ku diisi dengan kacang hijau yang ditumbuk halus dan berasa manis. Mulanya, kue ku berbentuk bulat pipih dengan warna merah dan beralaskan daun pisang, namun kini hadir kue ku berbentuk buah-buahan dengan ragam warna dan dikemas dalam wadah yang menarik. Karena komposisi tepung ketannya lebih banyak, maka kulit kue ku akan terasa alot.
Kalau mengelilingi pasar, anda juga akan menemui kue basah yang namanya cukup lucu, yaitu jadah manten (berarti jadah pengantin). Kue itu terbuat dari beras ketan yang dikepal dan diisi dengan daging ayam atau abon sapi. Bagian luarnya digungkus dengan campuran tepung terigu dan telur, kemudian diapit dengan dua bilah bambu tipis untuk mempercantik. Berbeda dengan kue lainnya yang berasa manis, jadah manten dominan rasa gurihnya.
Jenis jadah lain juga dijual di berbagai pasar, namun hanya berupa kepalan kentan yang dibentuk bulat pipih atau kotak. Biasanya, jadah tanpa isi ini dimakan bersama tempe kedelai atau tempe kacang koro bacem. Tempe kedelai atau tempe kacang koro itu direbus dengan bumbu daun salam, gula merah, bawang putih dan bawang merah hingga airnya habis, kemudian digoreng dalam minyak sedang hingga berwarna kecoklatan.
Jika berkunjung ke pasar pada pagi hari sekitar pukul 06.00 - 08.00, anda akan menemukan jajanan khas Yogyakarta lainnya berupa thiwul dan gatot yang asli dari Kabupaten Gunung Kidul, cenil, getuk serta lopis. Thiwul biasanya disajikan dengan dicampur bersama gula merah sehingga berasa manis. Gatot yang terbuat dari ketela, cenil dari tepung kanji yang warna-warni dan ketela dari ketela yang ditumbuk biasanya disajikan dengan parutan kelapa mentah. Sementara, lopis yang berupa lontong dari tepung ketan disuguhkan dalam lipatan daun pisang (pincuk) dan diberi parutan kelapa dan sirup gula jawa.
Seluruh kue-kue basah jajanan pasar itu bisa dinikmati dengan harga murah. Satu kue basah biasanya dijual dengan harga sekitar Rp 600,00 hingga Rp 2.000,00. Untuk getuk, lopis dan cenil, diasanya dijual per bungkus dengan harga berkisar Rp 1.500,00 hingga Rp 3.000,00. Beberapa pasar yang menyuguhkan jajanan pasar terlengkap adalah Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan, Pasar Kotagede, Pasar

2 komentar:

smile mengatakan...

aduh eneng, dari awal hingga akhir isinya kok cuman makanan cih, ga'tahu pa kalo aku pengen mencobanya...tanggung jawab ya kalo aku sampai ngiler.bisa2 aku makan kamu sebagai gantinya, hehe...

smile mengatakan...

komentarmu dah ku bales di blogq. buka aja. ohya,kerjain tugas TIP yach... ma temen2 yang laen.