Jumat, 30 Mei 2008

Kedai Steak & Pizza

Jika anda datang ke Bantul jangan lupa untuk sekedar mencicipi kuliner yang ada di Bantul salah satunya di Kedai Steak & Pizza yang terletak di Jl. Bantul Km. 9,5 Yogyakarta. Disini anda bisa mendapatkan harga kaki lima rasa bintang lima.
Alamat : Jl. Bantul KM 9,5 Yogyakarta

Rumah Makan Pondok Bambu Dinda


Anda mencari makanan eropa di kawasan Bantul, maka pilihannya jatuh pada rumah makan pondok bambu Dinda yang menawarkan berbagai menu spesial masakan eropa diantaranya: Ayam Bakar Barbeque, French Steak, Kepiting Saus India, dan Cumi Goreng Tepung. Alamat : Jl. Parangtritis KM.11 Manding Bantul Yogyakarta Telp : 0815-6860297

Medco Pitu


Jangan lupa untuk mampir ke Medco Pitu apabila anda sedang berada di Bantul. Menu-menu yang ditawarkan antara lain: Nasi Rames, Aneka Jus, Minuman Kesehatan, Sari Buah Segar, Es Teler, Es Cincau Hitam Manis, Es Selasih, Es Buah. Medco Pitu pondok makan yang murah, enak dan cocok pasti tuman. Alamat : Jl. Jendral Sudirman No. A8 Bantul 55711 Telp : (0274) 7131777

Selasa, 27 Mei 2008

Mang Engking


Semula Rumah makan Mak Engking ini adalah sebuah tempat untuk budidaya udang galah yang dirintis oleh dua orang yang berasal dari Sunda, yaitu : Engking Sodikin dan Pak Ade. Sambil mengajari warga sekitar tentang budidaya udang galah, keduanya kemudian membuka sebuah warung yang kemudian berkembang dan menjadi Rumah Makan Mak Engking.

Sajian Sea Food merupakan menu yang ditawarkan disini. Menu andalannya adalah Udang bakar madu yang disajikan dengan cara udang galah yang ditusuk seperti sate diberi sambal yang merupakan campuran dari saus sambal dan saus madu, sehingga rasanya pedas manis. Selain itu disini juga tersedia menu lainnya , seperti : Gurame (goreng, bakar, asam manis dan sup), Kepiting, berbagai sayuran (kangkung, karedok, sayur asam) beserta aneka sambal.

Menikmati makanan di gubug yang dibangun diatas kolam budidaya udang galah dan dikelilingi oleh hamparan sawah, membuat tempat ini semakin menarik dan banyak menarik minat para pengunjung. Alamat : Jl Godean km. 16 Sendangrejo, Minggir, Sleman Telp : [0274] 748 9732 Cabang RM Mak Engking di Yogya: Pondok Udang Mang Engking di Jl Godean Km 4 Banyumili, Bakmi Goreng Udang Mak Engking di Jl Kaliurang Km 6,5.

Pondok Makan Salma


Menyajikan menu Pindang patin, Pepes patin, Tempoyak, Betutu bakar, Jelawat goreng dan Pek empek sebagai menu spesialnya, membuat Pondok makan Salma ini patut untuk dikunjungi. Selain tempatnya yang strategis di bawah kaki Gunung Merapi, Pondok makan ini juga memanjakan mata pengunjungnya dengan adanya taman yang ditata dengan menarik sekitar bangunan yang memiliki padunan arsitektur Cina, Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Udara yang sejuk dan bebas dari polusi serta adanya suara gemericik air pegunungan, membuat nilai tambah saat Anda berkunjung ke Pondok makan Salma ini.
Untuk memanjakan pengunjungnya pondok makan ini dilengkapi dengan beberapa fasilitas, seperti : Ruang karaoke, Toko souvenir, tempat bermain anak - anak, kolam pemancingan, ruang akuarium yang mengoleksi beberapa jenis ikan langka dari seluruh Nusantara
Alamat : Jl. Cangkringan No. 34 Kedung, Wukirsari, Sleman

Rumah makan ayam goreng candisari dan kelapa gebyar


Lokasinya yang tidak jauh dari situs sejarah Candisari, membuat rumah makan ini banyak dikunjungi oleh wisatawan yang telah berkunjung ke situs sejarah Candisari. Menu yang ditawarkan pun beragam, seperti, ayam bakar, ikan, udang, lobster air tawar dan kelapa gebyar.
Selain itu, Rumah makan ayam goreng candisari dan lesehan kelapa gebyar ini juga menyediakan beberapa fasilitas untuk membuat pengunjung nyaman, seperti : ruang makan dengan daya tampung 300 orang sehingga dapat digunakan untuk berbagai acara seperti makan keluarga, rapat, syukuran, dll.
Ruang lesehan dengan daya tampung 150 orang dibangun berupa gazebo - gazebo yang nyaman, tempat parkir yang luas sehingga memudahkan pengunjung dan musholla.
Alamat : Jl. Solo KM. 14, Candisari, Kalasan
Telp : (0274) 496043, 496150
Fax : (0274) 496150, 497777

Coffee Shop di Yogyakarta



Sedikit kafein dalam secangkir kopi memang teman yang paling tepat untuk melewatkan sore dan malam, baik dalam kesendirian ataupun keramaian. Karenanya, menikmati kopi di cafe-cafe yang ada di Yogyakarta tentu menjadi agenda wisata yang mengasyikkan. Sambil menikmatinya, anda bisa mengenal lebih dekat Yogyakarta lewat komunitas-komunitas yang nongkrong di dalamnya.

Terdapat beragam konsep cafe, mulai dari yang masih dekat dengan konsep awal hingga cafe yang telah menyesuaikan diri dengan budaya Yogyakarta kekinian. Menu kopinya pun beragam, ada menu klasik espresso hingga kopi khas Indonesia seperti Jawa, Aceh, dan Toraja. Di cafe-cafe itu, berdiam komunitas penwggerak seni, pecinta buku hingga komunitas cyber seperti bloggers dan gamers.

Anda yang gemar membaca dan berinteraksi dengan para pecinta buku bisa mengunjungi Deket Rumah Cafe yang terletak di Sagan serta Coffee Break Cafe yang berlokasi di di Jalan Kaliurang. Beragam buku dengan berbagai tema, mulai dari bacaan ringan seperti komik hingga buku yang mengusung tema filsafat bisa didapatkan di kafe itu sehingga akan memuaskan hasrat membaca anda.

Di Deket Rumah, anda bisa membaca buku-buku sastra yang dikarang oleh penulis lokal maupun manca. Ada buku karya penulis Indonesia legendaris Sutan Takdir Alisjahbana, Pramoedya Ananta Toer dan N.H Dini hingga penulis peraih Nobel Sastra seperti Milan Kundera, Nawal el Sadaawi dan Umberto Eco. Beberapa buku bahkan bisa disewa dengan persyaratan tertentu.

Jika ingin menikmati kopi sambil mengenal lebih dekat Yogyakarta lewat karya para senimannya, anda bisa mengunjungi Via-Via Cafe yang terletak di Prawirotaman, V-Art Gallery and Cafe yang ada di Jalan Solo dan Djendelo Cafe yang berlokasi di ujung utara Jalan Gejayan. Kafe-kafe itu berfungsi ganda, selain sebagai tempat menikmati kopi juga sebagai ruang pameran seni.

Beberapa pameran pernah diadakan di kafe tersebut, misalnya Pameran Lukisan Pesawat Tempur yang diadakan pada November 2006 lalu di Via-Via Cafe. Di Djendelo Cafe juga sering diadakan berbagai macam pameran lukisan, begitu juga di V-Art Galery yang sering menggelar pemutaran video yang digarap oleh seniman Yogyakarta.

Kemudahan berselancar di dunia maya dan berinteraksi dengan para anggota komunitas cyber adalah tawaran lain yang diusung Lor Kali Cafe yang terletak di dekat Jalan Gejayan dan Kedai Kopi yang ada di Selokan Mataram. Lewat fasilitas komputer yang tersambung jaringan internet ataupun fasilitas hotspot, di Kedai Kopi anda bisa berselancar di dunia maya secara gratis.

Bila lebih suka menggunakan jaringan internet untuk bermain game, anda bisa mendatangi Empire yang berada di ujung utara Jalan Gejayan. Tempat yang baru saja dibuka ini telah menjadi salah satu pusat kegiatan para gamers di Yogyakarta. Selain itu, tempat ini juga menyediakan kafe nyaman yang cocok untuk beristirahat sejenak kala lelah bermain.

Meski tak mau menjuluki dirinya coffee shop, Kinoki yang terletak di Jalan Suroto Kotabaru juga menyajikan beragam menu kopi dan suasana open space yang nyaman. Selain memanjakan anda dengan kopi, tempat yang bermotto 'bukan bioskop, bukan coffee shop' itu juga menjadi tempat berkumpul para seniman Yogyakarta yang bergerak di bidang perfilman.

Setiap hari Kinoki menyuguhkan film-film menarik, mulai yang telah memenangkan berbagai festival film hingga film-film indie yang digarap oleh sineas-sineas muda berbakat Indonesia. Selain itu, Kinoki kadang juga menjadi tempat menggelar pembacaan cerita pendek, puisi, obrolan ringan dan bahkan peragaan busana.

Umumnya, kafe-kafe di Yogyakarta buka mulai pukul 17.00 WIB, namun banyak pula yang buka dari siang hari. Kedai Kopi dan Coffe Break adalah beberapa kafe yang buka mulai siang hari, sekitar pukul 10.00 - 24.00 WIB. Sementara Kinoki dan Djendelo Cafe baru mulai buka pada pukul 17.00 dan mulai memutar film sekitar pukul 19.30 WIB.

Lumpia, 'Sosis' Aneka Isi dengan Saus Bawang Putih



Lumpia boleh jadi tersebar luas di Pulau Jawa, namun kelezatan lumpia tiada dua tentu tak bisa dinikmati di sembarang tempat. Yogyakarta menjadi tempat yang paling tepat untuk berburu dan mencicipi kelezatan beragam jenis lumpia. Di kota inilah, lumpia tumbuh mulai dari jajanan yang dijual menggunakan bakul ke pasar-pasar pada tahun 1940-an hingga makanan prestisious yang menembus swalayan modern.

Sejarah penamaan lumpia memang hingga kini belum jelas, namun kelezatan rasanya telah diakui oleh banyak orang. Lumpia terdiri dari kulit yang berbahan campuran terigu dan telur yang didadar. Kulit tersebut kemudian dipakai untuk membungkus isi yang biasanya bervariasi antara satu produsen dengan produsen lain. Isi yang telah dibungkus dengan adonan kulit kemudian digoreng dalam wajan dengan api sedang untuk menghasilkan pemasakan yang sempurna.

Ada dua jenis lumpia yang bisa dicicipi di Yogyakarta, yaitu lumpia dengan kulit garing serta lumpia dengan kulit basah. Lumpia yang kulitnya garing akan menyapa lidah dengan sensasi kerenyahan, sementara lumpia berkulit basah akan terasa lembut dan gurih di lidah. Tak ada salah satu yang lebih nikmat karena keduanya memiliki kekhasan tersendiri yang dihasilkan dari komposisi bahan baku dan proses pemasakan yang berbeda, semua mesti dicoba.

Citarasa kulit yang gurih akan berpadu dengan paduan rasa asin, manis dan asam adonan isi. Bercampur sempurna di lidah dan menghasilkan sensasi rasa nikmat yang akan menyapa sejak gigitan pertama. Lumpia yang asli berisi irisan rebung yang dimasak dengan bumbu khusus dengan rasa yang cenderung manis. Beberapa produsen menambah bahan lain untuk isi, misalnya berupa wortel, agar semakin kaya citarasanya.

Ada pula lumpia berisi ayam yang dimasak dengan bumbu khusus, terdiri dari campuran bawang merah, bawang putih, gula merah, dan bumbu lainnya. Ayam berbumbu direbus hingga lunak dan ditumbuk halus, membentuk adonan seperti bubuk yang berwarna coklat.

Isi yang kaya citarasa dan kulit lumpia yang gurih biasanya dinikmati bersama dua macam saus, yaitu saus bawang dan saus semarangan. Saus bawang dibuat dari bawang putih yang dihaluskan dan dimasak bersama air hingga kental, sementara saus semarangan dibuat dari bermacam bumbu jawa, berwarna coklat dan lebih kental. Sebagai penyegar, dua macam saus itu dilengkapi dengan acar, terbuat dari mentimun yang diberi cuka.

Lumpia beserta piranti penyedapnya biasanya dihidangkan pada cawan. Cara makanannya, saus bawang putih diambil menggunakan garpu dan ditusuk-tusukkan pada lumpia sehingga menyatu bersama isi. Sementara, saus semarangan dituangkan di permukaan kulit lumpia, begitu pula dengan acar mentimun yang dilengkapi cabe rawit. Setelah itu, lumpia diiris menggunakan pisau, dan akhirnya lumpia pun siap dinikmati.

Sejumlah tempat yang tepat untuk menikmati kelezatan lumpia khas Yogyakarta antara lain Pasar Beringharjo, depan Toko Samijaya di Jalan Malioboro dan Trubus Restaurant & Bakery di dekat Pasar Kranggan. Pasar Beringharjo menyediakan beragam macam isi, sementara kios lumpia depan Toko Samijaya menyuguhkan lumpia berisi rebung. Trubus Restaurant & Bakery yang kelezatannya mengalahkan lumpia Semarang menyediakan lumpia dengan isi campuran sayuran dan rebung yang disajikan dalam keadaan masih hangat.

Satu lumpia dijual dengan harga bervariasi. Lumpia di Pasar Beringharjo dijual dengan harga sekitar Rp 1.500,00 hingga Rp 2.000,00. Lumpia di kios di depan Samijaya dijual dengan harga rata-rata Rp 4.000,00, sedangkan di Trubus Restaurant & Bakery dijual dengan harga Rp 3.000,00 untuk yang biasa dan Rp 4.500,00 untuk yang istimewa. Semuanya bisa dimakan di tempat atau dibawa pulang.

YangKo legit


Sejenis makanan ringan yang terbuat dari bahan tepung ketan, juga merupakan salah satu keragaman makanan khas Jogja, selain bakpia. Bentuknya persegi empat mungil, yang ditambah dengan baluran tepung terigu, dan yangko mempunyai cita rasa yang manis dan kenyal jika digigit. Pada rasa aslinya, yangko berisi campuran cincangan kacang dan gula, sekilas memang mengingatkan kita pada kue moci yang terkenal itu. Apalagi dengan isi kacang cincangnya itu. Perbedaannya adalah selain dari bentuknya yang beda, kue moci lebih lembek dan lebih kenyal dibanding yangko. Dan lagi, kue moci berasal dari Jepang, dan yangko yang ini asli Jogja. Namun kini semakin banyak rasa baru bermunculan untuk menyemarakkan cita rasa yangko. Selain rasa asli, kini bisa pula ditemui yangko dengan rasa buah-buahan, seperti strawberry, durian, dan melon. Meski banyak ditemui di Kotagede, namun ada satu yangko yang tidak kalah enak, yang dapat ditemui di tengah kota Jogja. Menggunakan bendera Yangko Kondang Rasa, yangko ini diproduksi di Jl. Gajah Mada No. 29, Jogja. Berkat letak kiosnya yang strategis di tengah kota dan rasanya yang enak, Yangko Kondang Rasa termasuk banyak didatangi penggemar yangko. Kekenyalannya pas dengan paduan rasanya yang beraneka ragam. Yangko Kondang Rasa ini tersedia dalam berbagai macam rasa. Selain rasa asli, dengan kacang di dalamnya, juga tersedia dalam rasa pisang, durian, strawberry, melon dan mocca. Tak hanya sekedar menjual hasil produksi, Yangko Kondang Rasa juga menyediakan tambahan nilai bagi kiosnya dengan memberikan sedikit pengetahuan. Jika hendak membeli yangko di kios ini, para calon pembeli juga diperbolehkan masuk ke dapur dan melihat proses produksinya. Hanya saja, proses produksi yangko ini dilakukan pada pagi hari. Jadi jika Anda ingin melihat proses produksinya, datanglah pagi-pagi sekitar jam 8. Ternyata untuk mebuat yangko, prosesnya tidak begitu rumit, serta bahan yang dibutuhkan juga relatif sederhana. Hanya dengan tepung ketan, sirup, pewarna makanan, dan essence saja, jadilah yangko yang lezat. Selain di Jl. Gajah Mada, yangko Kondang rasa juga bisa didapatkan di banyak kios oleh-oleh khas Jogja, seperti yang bayak terdapat di seputaran Jl. Mataram dan Pathuk. Namun jika beli di Jl. Gajah Mada keuntungan yang bisa didapatkan yaitu bisa melihat langsung proses pembuatannya. Untuk 1 dos yangko baik yang aneka rasa, maupun yang rasa asli kacang dihargai Rp 6.500,- per dosnya isi 30 biji. Jadi, selain bisa mendapatkan yangko yang baru saja jadi, kita juga bisa tambah pengalaman bisa melihat proses produksi yangko tersebut.

Jumat, 09 Mei 2008

Kue-Kue Basah, dari Wajik hingga Jadah Manten



Kreasi kuliner masyarakat Yogyakarta dalam bentuk kue-kue basah kini bisa dinikmati di berbagai pasar tradisional yang tersebar di penjuru kota. Sebagian kue-kue basah itu hingga kini masih sering digunakan untuk merayakan ritual sakral yang diselenggarakan oleh komunitas spiritual dan Kraton Yogyakarta. Sebagian lagi murni ditujukan untuk kebutuhan berdagang, lahir dari kreativitas masyarakat Yogyakarta yang beragam.
Mencerminkan kekayaan hasil alam Yogyakarta, kebanyakan kue-kue basah terbuat dari bahan dasar beras ketan, tepung beras dan tepung ketan serta ketela maupun tepung ketela. Pengayaan citarasanya pun dilakukan dengan hasil alam yang ada, seperti gula kelapa sebagai pemanis, daun pandan sebagai pewarna dan parutan kelapa atau kacang hijau tumbuk sebagai isinya. Paduan rasa gurih dan manis mencerminkan selera masyarakat Yogyakarta.
Salah satu jenis kue basah sangat dikenal adalah wajik, terbuat dari ketan kukus yang dicampur dengan gula. Mulanya, gula yang digunakan adalah gula merah sehingga menghasilkan warna coklat. Namun, muncul kemudian variasi lain yang menggunakan gula pasir dan daun pandan sehingga tercipta wajik berwarna hijau. Hingga kini, wajik masih digunakan dalam upacara Tumplak Wajik yang berlngasung beberapa hari sebelum perayaan Maulud Nabi Muhammad.
Kue lain yang masih menghiasi beragam perayaan adalah apem, umumnya digunakan pada bulan Ruwah dalam kalender Jawa. Apem yang digabung dengan ketan kukus dan kolak dibagikan pada para kerabat, digunakan untuk sajen dan mengirim doa pada arwah pendahulu. Kue ini dibuat dari tepung beras,gula merah dan telur yang kemudian diberi ragi atau ditambah tape. Rasanya manis gurih, nikmat dimakan selagi hangat.
Tak puas dengan kue-kue basah dari beragam ritual itu, anda masih bisa mencicipi beragam kue lainnya. Misalnya saja mata kebo, kue yang berbentuk bulat seperti mata kerbau dan berwarna hijau atau merah. Terbuat dari bahan baku tepung beras dan tepung ketan, bagian luar mata kebo diberi semacam pasta putih dari tepung beras yang diberi santan dan berasa gurih, sementara bagian dalamnya berisi parutan kelapa yang dimasak bersama gula pasir.
Kue Ku juga pantas dicoba, terbuat dari bahan sama dengan mata kebo, kue ku diisi dengan kacang hijau yang ditumbuk halus dan berasa manis. Mulanya, kue ku berbentuk bulat pipih dengan warna merah dan beralaskan daun pisang, namun kini hadir kue ku berbentuk buah-buahan dengan ragam warna dan dikemas dalam wadah yang menarik. Karena komposisi tepung ketannya lebih banyak, maka kulit kue ku akan terasa alot.
Kalau mengelilingi pasar, anda juga akan menemui kue basah yang namanya cukup lucu, yaitu jadah manten (berarti jadah pengantin). Kue itu terbuat dari beras ketan yang dikepal dan diisi dengan daging ayam atau abon sapi. Bagian luarnya digungkus dengan campuran tepung terigu dan telur, kemudian diapit dengan dua bilah bambu tipis untuk mempercantik. Berbeda dengan kue lainnya yang berasa manis, jadah manten dominan rasa gurihnya.
Jenis jadah lain juga dijual di berbagai pasar, namun hanya berupa kepalan kentan yang dibentuk bulat pipih atau kotak. Biasanya, jadah tanpa isi ini dimakan bersama tempe kedelai atau tempe kacang koro bacem. Tempe kedelai atau tempe kacang koro itu direbus dengan bumbu daun salam, gula merah, bawang putih dan bawang merah hingga airnya habis, kemudian digoreng dalam minyak sedang hingga berwarna kecoklatan.
Jika berkunjung ke pasar pada pagi hari sekitar pukul 06.00 - 08.00, anda akan menemukan jajanan khas Yogyakarta lainnya berupa thiwul dan gatot yang asli dari Kabupaten Gunung Kidul, cenil, getuk serta lopis. Thiwul biasanya disajikan dengan dicampur bersama gula merah sehingga berasa manis. Gatot yang terbuat dari ketela, cenil dari tepung kanji yang warna-warni dan ketela dari ketela yang ditumbuk biasanya disajikan dengan parutan kelapa mentah. Sementara, lopis yang berupa lontong dari tepung ketan disuguhkan dalam lipatan daun pisang (pincuk) dan diberi parutan kelapa dan sirup gula jawa.
Seluruh kue-kue basah jajanan pasar itu bisa dinikmati dengan harga murah. Satu kue basah biasanya dijual dengan harga sekitar Rp 600,00 hingga Rp 2.000,00. Untuk getuk, lopis dan cenil, diasanya dijual per bungkus dengan harga berkisar Rp 1.500,00 hingga Rp 3.000,00. Beberapa pasar yang menyuguhkan jajanan pasar terlengkap adalah Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan, Pasar Kotagede, Pasar

Minuman dan Jenang Khas Yogyakarta,



Es dawet, beras kencur, jenang mutiara dan jenang gempol adalah beragam minuman dan jenang yang mesti dicicipi. Tak hanya segar, minuman dan jenang itu juga menyehatkan.
Minuman dan Jenang Khas Yogyakarta, Kesegaran yang Menyehatkan
Tak usah khawatir karena pasar-pasar tradisional pun menyediakannya, berupa minuman dingin yang akan menyapa kerongkongan yang kering hingga beragam macam jenang yang tak kalah nikmat. Masing-masing bisa dinikmati hanya dengan mengeluarkan uang kurang dari Rp 3.000,00.
Es Dawet menjadi pilihan paling tepat bila datang ke pasar pada siang hari yang terik. Kombinasi rasa manis, dingin dan bahan-bahan es yang menyegarkan mampu mengobati dahaga setelah lelah berkelana. Es ini terbuat dari dua macam cendol sebagai bahan utama, yaitu cendol berwarna hijau yang terbuat dari tepung kanji dan cendol berwarna putih yang terbuat dari tepung beras. Keduanya akan terasa lembut dan gurih di lidah.
Sebagai bahan pelengkap, es cendol juga dilengkapi dengan cam cao yang akan memberikan sensasi unik di lidah. Cam cao sendiri merupakan agar-agar alami yang terbuat dari perasan daun cam cao yang didiamkan selama beberapa jam sehingga memadat. Adanya cam cao inilah yang membedakan es dawet Yogyakarta dengan daerah lain. Umumnya, es cendol daerah lain hanya terdiri dari satu macam cendol saja.
Dua macam cendol yang lembut dan cam cao yang segar akan berpadu dengan rasa manis paduan kuah santan kental dan sirup gula jawa yang beraroma nangka. Sensasi manisnya tak hanya mampu menyapa lidah yang sering terasa hambar pada siang hari, tetapi juga mampu memberikan ketenangan dan membuat anda cooling down sejenak. Tak perlu khawatir akan pemanis buatan, sebab sirup pemanis seratus persen terbuat dari gula jawa.
Selain cendol, minuman segar lainnya adalah jamu-jamuan. Salah satu jenis jamu yang cocok dijadikan makanan penyegar adalah beras kencur, terbuat dari beras yang ditumbuk kemudian direndam semalaman dan kencur yang diparut dan diperas sarinya. Selain menyegarkan, beras kencur juga cukup bermanfaat bagi kesehatan. Efek hangat yang ditimbulkan kencur dapat mencegah tenggorokan mengalami radang dan dipercaya membuat suara semakin merdu.
Pilihan jamu lain adalah kunyit asam, terbuat dari parutan kunyit yang diperas dan dicampur air asam yang telah diberi gula jawa. Ada pula gula asam yang hanya terdiri dari air asam yang dicampur gula jawa. Semuanya sangat sehat bagi tubuh, kunyit yang kaya akan antioksidan mampu menyegarkan kulit dan melancarkan peredaran darah, sementara asem yang kaya akan vitamin C bisa meningkatkan daya tahan tubuh.
Sementara es dawet dan jamu-jamuan akan memberi kesegaran di siang hari, beragam jenang akan memberi kehangatan jika berjalan di pasar pada sore atau pagi hari. Biasanya, penjaja jenang akan mulai menggelar dagangannya sekitar pukul 06.00 - 09.00 pagi hari atau pukul 15.00 - 17.00 pada sore hari. Umumnya, jenang terbuat dari tepung beras yang dikreasikan menjadi beragam bentuk dan kuah santan kental yang kadang dicampur dengan air gula jawa.
Jenang mutiara adalah salah satu yang bisa ditemui pada pagi hari di Pasar Kotagede atau Pasar Beringharjo. Jenang ini terbuat dari butir-butiran seperti mutiara yang berwarna putih di bagian dalam dan merah bening di bagian luar. Sebagai kuah, butir-butir mutiara yang direbus itu dilengkapi dengan kuah santan kental yang berasa gurih. Paduan rasa manis sedang butir mutiara yang kerap disebut 'monte' dengan kuah santan yang gurih sangat pas bila disajikan hangat.
Jenang gempol adalah pilihan lain yang bisa dicicipi meski kini penjualnya semakin jarang. Bahan utama jenang ini adalah 'gempol', bulatan berasa gurih yang terbuat dari tepung beras bercampur santan yang dibentuk bulat dan dikukus. Sebagai pelengkap, ditambahkan adonan jenang dari tepung beras yang dicampur gula merah dan kuah yang terbuat dari santan kental. Biasanya, jenang ini disajikan dalam mangkuk kecil.

Kopi Blandongan

di kawasan Gowok, tepatnya sebelah selatan Plaza Ambarukmo juga terdapat tempat berkumpul yang cukup menyenangkan, yaitu Warung Kopi Blandongan. Sempat mengusung semboyan menyelamatkan bangsa dari kekurangan kafein, warung kopi ini menyediakan kopi istimewa yang diolah langsung dari biji yang diperoleh pengelola warung.
Semboyan yang diusung warung ini memang dapat dibuktikan dari rasa kopinya. Kopi Blandongan memiliki kekentalan dan rasa pahit yang pas, disajikan dalam porsi yang tepat dalam cangkir kecil. Kekentalan kopinya bahkan bisa dilihat dari ampas kopi yang tertinggal dalam cangkir ketika anda telah selesai menikmati kopi yang disajikan.
Suasana warung kopi ini sangat tepat dijadikan tempat berkumpul. Tempat duduk pengunjungnya berkonsep lesehan dan tanpa sekat memungkinkan menampung banyak orang. Dengan penerangan lampu-lampu kuning dan dinding bambu, anda seolah diajak menikmati suasana kedai kopi di sebuah pedesaan. Bila lapar karena terlalu lama berkumpul, anda bisa menikmati makanan kecil seperti kacang dan gorengan yang bisa menjadi pengganjal perut.
Di sebelah selatan Warung Kopi Blandongan juga terdapat sebuah kedai kopi yang dinamai Kopi Grek. Kedai kopi itu menawarkan kopi dengan porsi yang lebih banyak namun tak begitu kental. Meski juga menjadikan kopi sebagai hidangan utamanya, kedai Kopi Grek memiliki suasana yang berbeda, misalnya tempat duduk yang tersebar di halaman terbuka sehingga tepat untuk menikmati udara malam. Kedai Kopi Grek juga menyediakan menu nasi, berbeda dengan Blandongan yang hanya menyediakan makanan kecil.
Harga Kopi Grek dan Kopi Blandongan hampir sama dan tak mahal. Secangkir kopi di Warung Kopi Blandongan dijual dengan harga Rp 2.000,00 sementara di Kopi Grek Rp 2.500,00. Kadang, Warung Kopi Blandongan juga mengemas kopi hasil gilingannya dalam plastik untuk dijual dalam bentuk bubuk, dijual dengan harga kurang dari Rp.10.000,00 untuk setiap kemasan yang berukuran 250 gram.

Teh Poci Pak Min



Menyinggahi tempat-tempat berkumpul tradisional yang tersebar di Yogyakarta kiranya sebuah keharusan. Sebab, di situlah anda bisa menikmati nuansa khas Yogyakarta, mulai dari santapannya hingga keakraban yang terbangun antar pengunjungnya. Di situ pula, generasi muda di kota wisata ini berkumpul dan merancang banyak kegiatan.
Perjalanan menyinggahinya bisa dimulai dari warung Poci Pak Min, yang terletak di dekat Sekolah Menengah kesenian Yogyakarta, sebelah barat daya kraton. Sesuai nama warungnya, tempat itu menyediakan menu utama teh poci, yaitu teh yang diseduh di dalam poci dan dihidangkan dalam gelas tanah liat berisi gula batu. Biasanya teh itu sangat kental dan kuat aroma melatinya.
Berkonsep seperti angkringan, Poci Pak Min menawarkan hidangan lain yang tak kalah nikmat, seperti nasi oseng dengan lauk gorengan tempe dan tahu, sate dan sebagainya. Harganya pun cukup murah, dengan mengeluarkan uang kurang dari Rp 10.000,00 anda bisa mencicipi nikmatnya teh poci sekaligus mentantap hidangan yang dijajakan di tempat itu.
Warga Yogyakarta dari beragam komunitas dan rentang usia biasanya menggunakan warung Poci Pak Min sebagai tempat berkumpul. Bila anda ingin mengenal lebih dekat warga Yogyakarta, mengunjungi tempaty ini adalah pilihan tempat. Biasanya, warung itu mulai ramai dikunjungi dari sore hari sekitar pukul 17.00 WIB hingga menjelang tengah mala, sekitar pukul 23.00 WIB.

nASi gOrenG berinGharjo



Nasi Goreng Beringharjo, kini bisa dijumpai di Jalan Mataram, tepat di pertigaan ketiga sebelah kiri jalan yang menuju ke pasar bersejarah di Yogyakarta itu. Sebelum penghujung tahun 2004, tepatnya sebelum ada pembersihan pedagang kaki lima di wilayah tersebut, nasi goreng itu bisa ditemui di pertigaan menuju kawasan Shopping yang kini dirombak menjadi Taman Pintar, Taman Budaya Yogyakarta dan Pusat Penjualan Buku.
Nasi goreng ini adalah salah satu yang pantas dicicipi sebab kelezatannya telah diakui banyak orang dan dikenal sejak tahun 1960-an, saat sang penjual memulai bisnisnya. Tak perlu menunggu lama jika hendak mencicipinya, sebab penjual biasanya memasak nasi goreng langsung dalam jumlah besar sehingga bisa dihidangkan dalam waktu cepat. Anda bisa datang mulai pukul 18.00 WIB hingga sekitar pukul 23.00 WIB bila ingin mencicipinya, serta bisa memilih ingin duduk lesehan atau di kursi yang tersedia.
Menyantap nasi goreng ini, anda akan merasa seperti mendengarkan sepiring cerita tentang akulturasi Jawa Cina. Jenis masakan nasi goreng sendiri misalnya, sebenarnya berasal dari daratan Cina yang kemudian 'bermigrasi' ke Indonesia. Mulanya, nasi goreng muncul dari tradisi bangsa Cina yang tak ingin membuang nasi sisa, sehingga nasi tersebut diolah dengan bumbu-bumbu yang tersedia, seperti bawang merah, bawang putih dan kecap. Ketika bangsa Cina mulai berdatangan ke Indonesia, masakan itu pun mulai dikenal oleh warga negara Indonesia dan berangsur menjadi satu dengan masakan Indonesia sendiri.
Bukti akulturasinya adalah adanya berbagai variasi nasi goreng, mulai nasi goreng ayam, nasi goreng sea food, nasi goreng kambing, bahkan nasi goreng pete yang notabene bumbu khas Indonesia. Rasanya pun bermacam-macam, ada yang lebih menonjolkan citarasa bawang putih, ada pula yang menonjolkan citarasa bahan tambahannya, misalnya ayam. Nasi goreng Beringharjo memilih memasak nasi goreng ayam dan "B2".
Bicara tentang kecap sebagai salah satu bumbunya, itu pun menyimpan cerita tentang penyesuaian bangsa Cina ketika tinggal di Jawa. Kecap, sebenarnya bernama kie tjap, dibuat dari sari ikan yang difermentasikan. Ketika bangsa Cina tinggal di Jawa dan menemukan bahwa kedelai lebih murah dibandingkan ikan, bahan baku pembuatan kie tjap pun diubah menjadi dari kedelai. Akibatnya, kie tjap pun tidak lagi memiliki citarasa ikan, tetapi hanya berasa manis untuk kecap manis, begitu pula nasi goreng. Citarasa bawang putih yang sangat kuat pun juga menjadi ciri masakan-masakan yang berasal dari Cina.
Meski akibat akulturasi itu terdapat banyak sekali nasi goreng di hampir setiap sudut gang, Nasi Goreng Beringharjo tetap memiliki kekhasan. Proses memasak misalnya, tak seperti nasi goreng lain yang memasak dalam jumlah kecil. Sekali masak, penjual bisa menuangkan nasi sebanyak setengah bakul di wajan super besar yang telah diisi oleh bumbu khusus. Disebut bumbu khusus karena ia tak lagi meracik di tempat penjualan, tetapi sudah dalam bentuk campuran yang siap untuk melezatkan nasi goreng.
Daging ayam atau "B2" ditambahkan pada saat nasi goreng telah ditaruh dalam piring. Selain itu, ditambahkan pula beberapa iris tomat, kol, daun seledri, telur dadar bulat dan acar sebagai pelengkap. Sepiring nasi goreng berharga Rp 5.000,00 untuk ayam dan Rp 6.000,00 untuk "B2". Karena lezat, banyak pengunjung memesan nasi dalam porsi yang lebih besar, mulai dari 1,5 hingga 2 porsi langsung untuk satu orang.
Rasa nasi goreng ini bisa dikatakan pas, tak terlalu manis juga tidak terlalu asin. Aroma bawang putihnya tak begitu kuat namun tetap terasa. Nah, bagaimana, tertarik mencicipinya? Selain nasi goreng, tersedia juga bakmi dan bi
hun serta "B2" kecap yang tak kalah nikmat.

Selasa, 06 Mei 2008

KAFE 3 CERET Disebut Angkringan


Angkringan sangat lekat sekali dengan jogja, Angkringan merupakan tempat makan atau disebut juga warung kopi yang ada di jogja,
ada beribu-rubu Angkringan yang ada di jogja, hampir di semua wilayah di jogja pasti ada Angkringan, Angkringan mempunyai ciri yang khas,
yaitu ada 3 ceret di atas perapian, Sehingga Angkringan bahasa kerennya KAFE 3 CERET, biasanya berisi Air panas, Wedang Jahe, Teh, Angkringan juga ada berbagai menu makanan , contohnya Sega kucing (Nasi Kucing), gorengan, tahu bacem, sate usus dll. jika kita makan di Angkringan pasti harganya murah-murah, dengan uang Rp 3000 kita sudah makan kenyang dengan berbagai macam makanan + Minum, kalau lagi nggak ada makanan dirumah , langsung aja cari angkringan di sana kita juga dapat Makan sambil NgoKring (ngobrol di Angkringan), Angkringan perlu di coba, karena harganya murah, banyak makanan, dan pastinya kenyang
.

sate unik khas jogja


Sate unik lain dari pusaka kuliner Yogya adalah Sate Jaran dan Tongseng Kopyok. Sate jaran adalah nama lain dari sate (daging) kuda. Sementara Tongseng Kopyok adalah tongseng yang penyajian dagingnya ditusuk seperti sate umumnya, dan disajikan dengan campuran aneka bumbu serta telur yang dikocok. Dagingnya bisa anda pilih mulai dari ayam, sapi sampai daging kelinci. Hidangan unik ini bisa anda temui di kawasan wisata Kaliurang. Atau Sate Klathak di Kecamatan Plered, Kabupaten Bantul, yakni sate kambing berukuran besar-besar, yang proses memasaknya hanya dibumbui garam dan dibakar setelah ditusuk dengan jeruji sepeda.

KULINER Modif & “Nyeleneh” YOGYA





Anak muda Jogja terkenal dengan kreativitasnya, rasanya itu bukan ungkapan jumawa. Bahasan plesetan yang sudah me-nasional misalnya, lahir dari krativitas anak muda Yogya. Demikian pula dengan dunia kuliner, baik tradisional maupun modifikasi makanan modern. Mau bukti? Ini dia…



Di Gunungkidul, ada makanan sejenis rengginang tapi terbuat dari saripati singkong, namanya Pathilo (pati telo = saripati ketela/singkong). Yang lebih nyeleneh lagi Walang Goreng, belalang goreng yang biasanya dijual satu renceng dengan harga sangat murah, di kawasan Jl. Wonosari-Semanu.



Dari Kabupaten Sleman, ada belut goreng nan gurih lagi renyah sebagai camilan lauk andalan. Kalau ingin yang unik, anda bisa hunting panganan bernama Cethil, sebuah makanan berbahan tepung beras sebesar biji kelereng. Biasanya dijual di pasar-pasar tradisional sebagai pelengkap sesaji. Tapi bisa juga dipakai sebagai snack biasa.



Dan rasanya kurang pas kalau menginap beberapa hari di Kota Yogya tak sempat mencoba Nasi Kucing (sekepal nasi pulen + lauk oseng tempe/oseng usus, dll) seharga Rp. 1.000,–sejak dulu kala harga ini tidak pernah berubah. Yang berubah rata-rata lauk tambahannya: sate telor puyuh, tahu tempe bacem, dll. Nikmati bersama teh (manis) jahe hangat yang mengepul sambil menikmati suasana malam. Anda bisa pilih mulai dari angkringan pinggiran jalan di berbagai sudut kota, atau mau yang bernuansa kafe di Jl. Timoho, semua ada.



Bahkan kalau anda kangen ayam goreng fast food, sesekali cobalah KFC ala kaki lima yang disajikan dengan macam-macam lalapan dan sambel tradisional. Biar modifikasi, tapi tetep uenak lho… Hayo… tunggu apalagi? Segeralah pesan tiket ke Yogya. Dan puaskan lidah anda dengan rupa-rupa kuliner khas nan legendaris yang ada di sana!

SATE KARANG


Pernahkah anda menyantap sate sapi manis, dimakan dengan irisan lontong/ketupat disajikan dengan sayur lombok ijo (sayur tempe, cabe hijau dimasak dengan kuah santan)? Kalau belum dan penasaran seperti apa lezatnya, cobalah ke Alun-alun Kota Gede, Yogyakarta. Konon, sate tersebut pertama dijual oleh Bpk. Karyo Semito, sekitar tahun 1948, dengan berkeliling. Kini setiap hari, mulai jam 6 petang sampai malam hari sejumlah pedagang Sate Karang mangkal di sana. Seporsinya cuma Rp 14.000.



Sego brongkos


nasi brongkos... berada di pusat kota, tepatnya Jl. Gading No. 2 (sebelah Alun-alun Selatan), ada penjual sayur bernama Brongkos yang eksis berjualan sejak tahun 70-an.


Umumnya, brongkos terdiri dari kacang tholo (seperti kacang hijau tapi berwarna merah), tahu putih, dan daging sapi/tetelan dipotong kecil-kecil dimasak dengan aneka bumbu (salah satunya adalah kluwek) sehingga warna sayurnya adalah hitam pekat. Rasanya gurih dan tidak manis sama sekali. Lauk tambahannya rata-rata adalah ayam/daging bacem, atau telor ayam (bulat warna coklat). Seporsi brongkos dengan lauk tahu dan telor rata-rata dijual seharga Rp 3.000saja termasuk nasi. Sangat terjangkau bukan untuk sebuah kelezatan yang sudah melegenda?

restoran gadjah wong.....


Restoran Gadjah Wong terletak di Jalan Gejayan. Restoran yang dimiliki pasangan Jawa-Belanda ini, menyajikan berbagai masakan standar ala kafe di Jakarta yaitu menu Eropa, Cina, Thailand dan Indonesia. Sesuai namanya, perabot makan dan beberapa pajangan hingga kaus para pelayan restoran ini bergambar atau berbentuk gajah.

Tempat makan ini ditata sangat tematik. Tiap lounge bertema lain. Sajian musik hidupnya pun sesuai tema. Anda pilih musik tradisional, Top 40 (lagu-lagu yang sedang tren), bossanova, atau klasik dengan denting piano? Tinggal pilih sesuai selera.

Menunya yang paling oke adalah masakan bebeknya. Tetapi bila Anda memesan lontong opor, jangan berharap Anda akan mendapati sepiring lontong dengan ayam opor berkuah. Sebab yang tersaji di depan Anda adalah sepiring besar yang isinya ayam ukuran seperempat ekor, lontong yang dibagi dua diiris melintang dan sambal goreng dengan kerupuk udang sonder kuah santan opor.

bakpia pathok...


Bakpia Pathok: Sudah Sejak Th 1930-an

Makanan Bakpia, bagi masyarakat Jogja memang sudah tidak asing lagi. Makanan khas ini memang sangat lezat dan cocok untuk oleh-oleh. Di Jogja makanan khas ini banyak terdapat di kawasan Pathok, yang berjarak satu kilometer dari Malioboro. Sejak dulu, daerah Pathok memang dikenal sebagai sentra pusat makanan bakpia ini. Bagi para wisatawan, bakpia ini selalu menjadi oleh-oleh yang tidak terlupakan, sebab selain enak harganya juga terjangkau. Untuk satu kotak rata-rata harganya Rp.10.000 s/d 15.000.


Bahan baku bakpia ini dari kacang ijo, terigu, gula pasir, minyak Delvico dan sedikit garam. Untuk memperoleh rasa enak dan gurih, masaknya menggunakan kayu bakar. Prosesnya juga sederhana. Kacang ijo yang sudah dibersihkan dimasak lalu digiling setelah sebelumnya dicampur dengan gula, minyak dan sedikit garam. Setelah dimasak, maka terigu akan terlihat sebagai kulit luarnya dan kacang ijo di dalam.


Saat ini, bakpia jenis keju, coklat, kumbu hitam banyak disenangi wisatawan. Alasannya bisa awet, rasa gurih, enak, dan tahan lama.

Jumat, 02 Mei 2008

gudegku gudeg yogya.....


AADY...............???????????????????????
ada apa sih dengan yogya,....
we know lah.....
UGM...kraton......ramah orangnya....n ga ketinggalan gudeg donk dong.....heeeeeeeeeeee
Yup sapa sih yang nggak tau makanan yang satu ini....
warnanya yang coklat....manis.....legit...........
emmmmmmmm membayangkan aja udah lapar ya....
atau jangan2 malah blum kebayang lagi...!!!!!!!!!!!!!!!hehe......
klo elu-elu pada pengen liat bentuk gudeg n penasaran ma rasanya..........
langsung aja ke Wijilan...centra gudeg jogja.....